Diary OSMB Hari Ke Tiga

Pada hari Sabtu tanggal 5 September 2015 diadakan acara BToPH (Basic Training of Public Health) di Gedung Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Acara BToPH dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 5-6 September 2015. Sebelum acara tersebut dimulai kami sudah jauh hari diberi tugas individu, tugas kelompok, tugas angkatan, serta perlengkapan apa saja yang harus dibawa oleh masing – masing mahasiswa baru ketika diadakan Technical Meeting (TM). Kami berusaha mempersiapkan segala sesuatunya sedikit demi sedikit. Agar pada hari H pelaksanaan acara, perlengkapan yang ditentukan telah kami persiapkan. Kami mengenakan kemeja putih dengan rok hitam/celana hitam, memakai jas almamater beserta topi. Selama acara Pengenalan Kehidupan Kampus pada Mahasiswa Baru (PKKMB) dan acara BToPH kami mengenakan jas almamater, dengan tujuan agar kami sebagai mahasiswa baru benar – benar mencintai almamater kami. Dan menjadi sebuah kebanggan bagi kami dapat menjadi bagian dari keluarga besar UNSOED. Perlengkapan yang harus kami bawa untuk acara BToPH hari pertama antara lain, air mineral perkakas (2 Tang) sebanyak 2 buah, susu ibu fatmawati (susu bendera) 250 ml sebanyak 1 buah, chocolatos sebanyak 2 buah dan snack chitato sebanyak 2 buah. Setiap mahasiswa baru mengunggah diary tentang persiapan OSMB hari ke dua (BToPH hari pertama) sebelum pukul 22.00 WIB. Tak lupa kami membuat makalah dan presentasi tentang makalah tersebut sebagai tugas kelompok yang telah diberikan. Makalah dan presentasi tersebut sesuai dengan tema dari nama masing – masing kelompok. Karena saya tergabung dalam kelompok gizi masyarakat (Gizmas), saya dan teman – teman yang satu kelompok membuat makalah dan presentasi yang berkaitan dengan gizi masyarakat.
Acara pertama kami mengelompok mengikuti Mba Rani selaku Pendamping Kelompok (PK) menuju ke masjid untuk menganalisis lingkungan di sekitar masjid. Analisis tersebut akan dipresentasikan di acara selanjutnya.
Pada acara ke dua hari ini diisi dengan materi tentang Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) oleh Mba Rizqiyani dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan moderator Mas Harsandji. ISMKMI didirikan pada tanggal 24 Desember 1991. Pelopornya yaitu UI, UNDIP, USU, UNHAS, dan UNAIR. Mba Kiki menyampaikan tentang visi, misi, tujuan, tugas, arah gerakan, struktur organisasi dan masih banyak lagi dari ISMKMI tersebut.
Acara ke tiga diisi materi tentang “Masalah Kesehatan Utama dan Peran Kesehatan Masyarakat di Indonesia” yang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Adik Wibowo M.PH. Beliau adalah salah satu guru besar Fakultas Kedokteran di UI. Saya dan teman – teman satu angkatan Kesmas 2015 sangat terpukau dengan prestasi beliau. Karena beliau tergabung dalam PBB Myanmar dan Nepal. Beliau juga tergabung dalam WHO. Beliau menceritakan berbagai pengalaman hidupnya yang sangat menginspirasi kami. Beliau adalah seorang dokter sekaligus profesor, yang hobinya membuat kue, menjahit dan menyupir mobil balap. Selama kurang lebih 2 jam, kami menyimak dengan antusias materi yang beliau sampaikan. Meliputi definisi dari Kesmas, prinsip Kesmas, faktor – faktor yang menentukan status kesehatan, perbedaan seorang dokter dan seorang sarjana Kesmas dan masih banyak lagi.
Acara ke empat diisi materi tentang 8 bidang yang ada di jurusan Kesmas. Disampaikan oleh Siti Masfiah S.KM., M.Kes MA dengan moderator Mba Isti. 8 bidang tersebut meliputi Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK), Epidemiologi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Kesehatan Lingkungan (KesLing), Gizi Masyarakat (GizMas), Biostatistik dan Sistem Informasi Kesehatan (Biostat dan SIK), Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Perilaku dan Promosi Kesehatan.

Acara selanjutnya, kami seluruh mahasiswa baru mempresentasikan hasil kerja kelompok kami. Masing – masing mahasiswa baru akan berlatih berbicara di depan umum. Maka dari itu kami harus mempersiapkan materi apa saja yang akan disampaikan dan mempersiapkan mental untuk esok hari. Kegiatan ini tentu mengandung berbagai nilai positif diantaranya yaitu dapat melatih rasa kepercayaan diri pada mahasiswa baru khususnya para calon sarjana kesehatan masyarakat yang akan terjun langsung dalam lingkungan masyarakat tentunya, di samping itu mahasiswa baru dapat melatih dirinya untuk berani mengemukakan pendapatnya di depan umum. 

0 komentar:

Diary OSMB Hari ke Dua

Pada hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2015 kami para mahasiswa baru mengikuti acara OSMB hari kedua. Seperti biasa pada pukul 06.30 WIB kami para mahaiswa baru khususnya dari jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) bekumpul di Gedung Kesehatan Masyarakat UNSOED. Setelah waktu menunjukan kurang lebihnya pukul 07.00 WIB, sebelum mengikuti acara OSMB di hari ke dua ini kami mengikuti apel terlebih dahulu. Pada waktu itu kami mengenakan pakaian atasan baju endemik dan celana training. Karena pada waktu itu diadakan senam bersama dan ada semacam game – game untuk para mahasiswa baru.
Setelah apel selesai kami menuju lapangan untuk melakukan senam bersama. Senam yang kami lakukan tersebut sudah beberapa hari yang lalu kami persiapkan gerakannya sesuai kreasi kami, tentunya dengan diadakannya latihan senam bersama. Tetapi ketika kami akan melakukan senam entah ada miss komunikasi atau kesalahpahaman, tidak ada satupun dari kami yang membawa file berupa backsound senamnya. Di sela suasana yang kacau tersebut akhirnya kami tetap bisa melakukan senam bersama dengan mengikuti gerakan – gerakan yang dicontohkan oleh kakak senior kami.
Setelah selesai senam kami seluruh mahasiswa baru melanjutkan kegiatan yang ke dua, yaitu game mencari koin. Setiap kelompok harus berkompetisi mencari koin di masing – masing pos sebanyak – banyaknya. Kami diberi intruksi dari tim acara, para ketua masing – masing kelompok maju untuk mengambil peta atau denah yang dapat menunjukan letak dari pos-pos koin tersebut.
Saya dan teman – teman satu kelompok yaitu kelompok gizi masyarakat (Gizmas) dengan penuh semangat berlarian menuju pos terdekat. Pos yang pertama kami kunjungi yaitu pos kepemimpinan. Kami diinstruksikan untuk membentuk kata SEHAT dari beberapa tusuk sate. Dengan mata tertutup slayer, pemimpin kami membimbing kami dengan sabar. Namun sayangnya kelompok kami hanya mendapatkan koin perunggu. Tak apalah kami harus tetap semangat. Lalu kami berpindah ke pos ke dua, yaitu pos jaring laba – laba. Kami harus melewati jaring tersebut ke sisi lain satu – persatu. Dengan bekerja sama dan bahu – membahu kami dapat menyelesaikan game tersebut tepat waktu. Akhirnya usaha kami membuahkan hasil yang memuaskan, kami mendapatkan koin emas. Kami beralih menuju ke pos ke tiga yaitu pos kreatifitas. Masing – masing anggota kelompok harus membuat kalimat sesuai dengan gambar yang diberikan oleh panitia dan menyambungkannya menjadi sebuah cerita. Kami berusaha agar mendapatkan koin emas, namun apa daya kami, lagi – lagi mendapatkan koin perunggu. Kemudian kami menuju pos ke empat, yaitu pos yang penuh resiko, kami memberanikan diri untuk ikut pos tersebut. Salah seorang dari kami meghafalkan gambar selama 10 detik dan harus melewati kotak – kotak aman sesuai dengan gambar yang sudah dilihatnya. Tetapi sayangnya kami gagal dan konsekuensinya dari permainan pos tersebut semua koin yang telah kami dapatkan diambil oleh panitia. Kami sangat kecewa karena kami gagal dalam game tersebut. Namun kami harus tetap semangat!
Kami terus mencari pos yang kosong dan yang belum kami kunjungi. Kami menuju pos tentang ilmu pengetahuan dan pos siapa aku?. Dan di salah satu pos tersebut kami mendapatkan koin emas lagi. Cukup untuk mengobati rasa kecewa kami karena koin yang sudah dirampas.
Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Akhirnya permainan selesai dan kami kembali ke gedung Kesmas. Setelah itu kami berganti pakaian dan langsung mengikuti kegiatan selanjutnya.

Setelah ishoma dan melanjutkan kegiatan dengan pengisian materi, waktu telah menunjukan pukul 05.00 WIB, kami semua berkumpul menuju tempat parkiran untuk mengikuti apel. Acara OSMB hari ke dua selesai. 

0 komentar:

Biografi Hendrick L. Blum

Hendrik L. Blum lahir pada 11 November 1915, di San Fransisco. Dibesarkan di sebuah daerah pertanian di distrik Napa. Perhatian yang tulus oleh rekan-rekannya selama mengalami kesusahan menjadikan HL Blum tumbuh dan memiliki tingkat sensitivitas dan perhatian yang tinggi untuk individu tidak mendapat pelayanan dari lembaga-lembaga sosial. HL Blum juga berbakat dalam seni musik khususnya dia sangat unggul dalam memainkan piano dan juga berbakat dalam kegiatan-kegiatan lapangan.
Pada tahun 1937, HL Blum memperoleh gelar sarjana kimia dari UC Berkeley. Dan pada masa studinya di universitas tersebut dia bertemu dengan yang juga seorang mahasiswi di UC Berkeley, Mariam H. Ehrich, yang mengambil studi kesejahteraan sosial. Mereka menikah pada tahun 1939 Malam Natal dan tetap bersama sampai kematiannya pada 21 Oktober 2005. 
HL Blum melanjutkan untuk mendapatkan MD-nya pada tahun 1942 dari UC San Francisco dan master di bidang kesehatan publik dari Harvard University pada tahun 1948. Antara studi lanjutan gelar, ia bekerja dari 1944-1945 sebagai asisten dokter di Johns Hopkins University, dan kemudian dari 1946-1947 sebagai mahasiswa di Universitas Stanford. Dari 1950 sampai 1966, Blum menjabat sebagai petugas kesehatan bagi Contra Costa County, di mana dia membantu mendirikan berbagai program kesehatan masyarakat, termasuk skrining visi di sekolah, masyarakat kesehatan mental dan konseling genetik. 
Pada saat menjabat sebagai petugas kesehatan, HL Blum juga menjabat sebagai dosen di UC Berkeley's School of Public Health sampai tahun 1966. Ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai profesor klinis. Dua tahun kemudian, ia menjadi profesor perencanaan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1970, didirikan Program Blum sekolah dalam Perencanaan dan Kebijakan, memimpin program ini hingga pensiun pada tahun 1984.
William Reeves, seorang profesor UC Berkeley akhir emeritus epidemiologi dan rekan Blum selama lebih dari 40 tahun, pernah menggambarkan bagaimana pengalaman Blum sebagai petugas kesehatan dipengaruhi pendekatan untuk penelitian dan mengajar. 
Dianggap sebagai bapak perencanaan kesehatan, Blum melihat kebutuhan untuk menanamkan struktur dan organisasi ke dalam sistem perawatan kesehatan yang terputus-putus, tidak efisien dan, di atas segalanya, tidak adil. 
"Sampai bagian dari Medicare dan undang-undang Medicaid di pertengahan 1960-an, penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan lansia hampir tidak ada," kata Richard Bailey, UC Berkeley profesor emeritus kebijakan kesehatan dan administrasi dan seorang rekan Blum selama lebih dari tiga dekade. "Mengandalkan pada amal dokter lokal dan rumah sakit biasanya merendahkan, sedangkan ketersediaan pelayanan di klinik kesehatan masyarakat dan rumah sakit yang dijalankan oleh kabupaten dan kotamadya itu jerawatan dan terkenal kekurangan dana. The infus besar-besaran pendanaan federal membuat semua orang menyadari kekurangan kritis dokter , perawat, dokter gigi dan profesional kesehatan lainnya, serta fasilitas yang memberikan pelayanan. " 
Dalam lingkungan ini, Blum membayangkan sebuah sistem kesehatan yang komprehensif bagi Amerika Serikat yang secara aktif terlibat konsumen dan partisipasi operator dalam pengambilan keputusan tentang jenis pelayanan kesehatan harus tersedia secara lokal, regional dan nasional. 
"Dr Blum berada di tepi pemotongan teori-teori baru tentang bagaimana untuk membantu sektor kesehatan publik dan swasta bekerja sama," kata Bailey. "Inovasi adalah mendapatkan anggota komunitas terlibat dalam keputusan-keputusan yang akan berdampak hidup mereka." 
Howard Barkan, salah satu mantan siswa lulusan Blum di UC Berkeley, mencatat bahwa beberapa ide Blum untuk penyediaan layanan kesehatan sekarang taken for granted. 
"Dr Blum membuat terobosan konseptual utama dalam perencanaan rasional bagi kesehatan dan layanan kesehatan sumber daya, dan itu adalah ide lokasi layanan di mana mereka akan diperlukan," kata Barkan, yang sekarang menjadi biostatistician dan metodologi penelitian di Kaiser Permanente . "Seperti yang jelas seperti itu suara sekarang, pada 1960-an dan 1970-an, itu radikal." 
Barkan menambahkan bahwa Blum adalah mentor inspirasional dan berpengaruh kepada para mahasiswanya. "Dr Blum dibayar langsung perhatian dan menghabiskan jumlah besar waktu bekerja dengan murid-muridnya," kata Barkan. 
"Kebanyakan program kesehatan setempat terfokus pada pengendalian penyakit menular dan biasanya dalam kerangka administrasi yang cukup kaku," tulis Reeves dalam pengenalan sejarah lisan Blum. "Henrik diterbitkan pada masalah bahwa ia telah dibahas dalam Contra Costa County, seperti deteksi diabetes, konseling genetik, program makan siang sekolah, kesehatan mental, skrining visi, pendidikan keselamatan dan fluoridasi air. Dalam setiap kasus, ia berfokus pada pengakuan terhadap kebutuhan masyarakat, sumber daya dan perhatian, dan partisipasi yang penting bagi penyelesaian masalah. " 
Sepanjang karirnya, Blum telah mengadakan janji mengajar di Stanford University's Medical School serta di UC Berkeley. Pada tahun 1991, ia dipanggil kembali dari pensiun untuk melayani sebagai ketua interim UC Berkeley-UCSF Bersama Program Kedokteran, posisi yang diselenggarakan selama tiga tahun. Dia juga bekerja sebagai konsultan atau anggota berbagai komite untuk National Institutes of Health, American Public Health Association, US Public Health Service, US Department of Health and Human Services, US Agency for International Development, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Dia adalah wakil presiden Amerika Asosiasi Kesehatan Masyarakat pada tahun 1990. Blum sama-sama aktif dalam pembangunan lokal dan negara kesehatan masyarakat, menjabat sebagai Presiden Konferensi California Pejabat Lokal Kesehatan dan California Utara Asosiasi Kesehatan Masyarakat. Dia juga menjabat sebagai ketua dewan penyantun dari Alta Bates Rumah Sakit di Berkeley, dan membantu mendirikan dan memimpin Corp menyembuhkan, Bay Area sebuah organisasi perawatan kesehatan. 
Selain berbagai publikasi Blum penelitian, ia menulis teks tengara tiga pada kesehatan masyarakat dan perencanaan kesehatan - "Administrasi Kesehatan Masyarakat: Sebuah Sudut Pandang Kesehatan Masyarakat," "Kesehatan Perencanaan" dan "Perencanaan untuk Kesehatan." Di antara banyak penghargaan itu adalah Memorial Medal 1985 Sedgwick, kehormatan paling bergengsi dari American Public Health Association; Schlesinger Award tahun 1985 dari American Health Association Perencanaan dan Citation Berkeley tahun 1984, salah satu penghargaan tertinggi di kampus. Dia juga menerima Beasiswa Fulbright ke Swedia pada tahun 1986, dan pada tahun 1987, ia menghabiskan waktu setahun di Cina Barat Universitas Ilmu Kesehatan di Chengdu, Cina, sebagai dosen tamu. 

0 komentar:

Essay Kebijakan Pemerintah Mengenai Diadakannya Program Keluarga Berencana (KB)

Indonesia adalah negara berkembang. Dengan penduduk yang banyak dan kekayaan alam berlimpah belum mencukupikesejahteraan bagi penduduk Indonesia. Karena sebagian besar penduduk Indonesia belum dapat mengolah Sumber Daya Alam (SDA) yang ada dengan efisien. Agar SDA yang sudah ada dapat dimanfaatkan dengan efisien pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan di antaranya yaitu program Keluarga Berencana (KB).
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dengan adanya kebijakan KB tersebut, yaitu :
1.      Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2.      Tujuan khusus
-          Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
-          Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
-          Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
Kebijakan KB menuai banyak pro dan kontra, di antaranya sbb :
Diadakannya program KB tentu memiliki beberapa tujuan positif (pro). Hal ini dapat dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna KB. Berikut beberapa hal positif dari program KB yang dilihat dari segi kesehatan.
·         Menjaga jarak waktu kehamilan.
·         Meningkatkan kesehatan mental dan sosial karena tersedianya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat, serta menikmati waktu luang.
·         Meningkatkan kualitas pengasuhan anak dengan merencanakan jumlah kelahiran.
·         Mengantisipasi kehamilan dan kelahiran yang telah disesuaikan dengan usia.
Di samping itu program KB menuai banyak anggapan negatif (kontra) secara kesehatan. Hal ini terlihat dari efek samping atau resiko yang ditimbulkannya terhadap kesehatan. Berikut ini beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan KB dari segi kesehatan.
·         Menyebabkan beberapa keluhan kesehatan bagi beberapa wanita, seperti pusing, sembelit, nafsu makan hilang, mood swing, dan lain-lain. Keluhan-keluhan ini tidak dirasakan oleh semua wanita kok, Mam.
·         Patut disadari bahwa cara kerja KB adalah memanipulasi produksi hormon dalam tubuh untuk menghindari kehamilan. Hal ini tentu berisiko bagi kesehatan. Karena itu, selama Anda memakai obat-obatan KB harus selalu dikontrol dan mendapat pengawasan dari dokter. Hal ini bertujuan agar mencegah kemungkinan buruk efek samping dari produk KB yang Anda gunakan.
Ada banyak macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan. Mulai dari yang bersifat metode kontrasepsi sederhana dan modern. Jenis alat kontrasepsi seperti kondom, obat pil KB, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), suntik KB, norplant atau susuk merupakan jenis alat kontrasepsi yang sering digunakan oleh masyarakat. Masing-masing alat kontrasepsi tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Karena itu, sebelum memutuskan memilih jenis alat kontrasepsi tertentu, sebaiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. pilihlah jenis alat kontrasepsi yang paling aman terhadap kesehatan.
Pemerintah memang mengimbau kepada masyarakat untuk melaksanakan program KB. Sebagai warga negara yang patuh dengan aturan dan hokum yang ada hendaknya ikut berusaha mensukseskan kebijakan pemerintah tentang Keluarga Berencana (KB). Namun, melihat resiko atau efek samping dari KB tersebut, pelaksanaan KB tentu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing masyarakat.

0 komentar:

Tentang Permasalahan Gizi Dimasa Depan

Dalam Pembangunan Jangka Panjang II disebutkan bahwa sasaran umum pembangunan adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Bangsa yang maju ditandai oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, sehingga berdampak terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain. Ekonomi yang maju akan mempercepat kemajuan di bidang iptek, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan lain-lain. Bangsa yang mandiri ditandai oleh kemampuan bangsa dalam membangun dan memelihara kelangsungan hidupnya berlandaskan kekuatan sendiri. Untuk itulah, tantangan terbesar yang dihadapi oleh suatu Negara termasuk Indonesia dalam pembangunan adalah  membangun sumber daya manusia yang berkualitas yang sehat, cerdas, dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang.
Pada tahun 2003, IPM  (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia masih rendah yaitu berada pada peringkat 112 dari 174 negara, lebih rendah dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Rendahnya IPM ini sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan status kesehatan penduduk, yang ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi sebesar 35 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 58 per seribu kelahiran hidup serta angka kematian ibu 307 per seratus ribu kelahiran hidup. Serta lebih dari separuh kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh buruknya status gizi anak balita.
Masalah gizi merupakan masalah yang sangat kompleks. Melibatkan banyak sektor, tidak hanya sektor kesehatan. Hal ini terjadi karena  status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab. Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang, baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah tidak cukup tersedianya pangan di rumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola pemberian makan pada balita, kurang memadainya sanitasi dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kemiskinan. Akar masalah gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk kejadian bencana alam, yang mempengaruhi ketidakseimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.
Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling terkait, oleh karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa proporsi bayi dengan BBLR berkurang seiring dengan peningkatan pendapatan nasional suatu negara.
Upaya perbaikan gizi di Indonesia secara nasional telah dilaksanakan sejak tiga puluh tahun yang lalu. Upaya yang dilakukan difokuskan untuk mengatasi masalah empat masalah gizi utama yaitu: Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Upaya tersebut telah berhasil menurunkan keempat masalah gizi utama namun penurunannya dinilai kurang cepat. Dengan terjadinya transisi demografi, epidemiologi dan perubahan gaya hidup kini muncul masalah baru yaitu peningkatan masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif. Keadaan ini menyebabkan Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu gizi kurang sampai saat ini belum sepenuhnya diatasi dan  gizi lebih yang  sudah menunjukkan peningkatan.
Dalam upaya perbaikan gizi perlu dikembangkan dan diarahkan sebuah kebijakan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, Pada saat krisis ekonomi  di Indonesia yang berlangsung cukup lama, kebijakan yang dilakukan bersifat penyelamatan (rescue) dan pencegahan “lost generation”, sekaligus pembaharuan (reform) agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Kebijakan jangka pendek, bertujuan menangani anak dan keluarga yang terpuruk akibat krisis. Program penyelamatan ini dikenal dengan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) termasuk perbaikan gizi. Kebijakan diarahkan pada peningkatan upaya penanggulangan kasus pemulihan keadaan gizi anak, penurunan kematian akibat gizi buruk dan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan keadaan gizi masyarakat. Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan anak umur 6 – 24  bulan serta ibu hamil dan menyusui yang berasal dari keluarga miskin. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dalam rangka identifikasi dini kekurangan pangan dan gizi di suatu daerah, Revitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu) untuk menggalakkan kembali peran serta masyarakat.
Kebijakan jangka menengah dan panjang, berupa reformasi kebijakan yang tujuannya adalah menyempurnakan subsistem pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan agar menjadi lebih proaktif, profesional serta mandiri.
Untuk melakukan kebijakan ini maka diperlukan hal-hal yang menunjang, yaitu:
  • Mengembangkan sistem ketahanan pangan dan gizi berbasis keluarga dan kemampuan produksi, keragaman sumber daya bahan pangan serta kelembagaan dan budaya lokal.
  • Mengembangkan agribisnis komoditas pangan berorientasi global dengan membangun keunggulan lokal.
  • Pola pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk asuhan nutrisi.
  • Pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah (desentralisasi) dan menyelenggarakan upaya penanganan masalah spesifik daerah.
  • Pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
  • Pada dasarnya kemampuan daya beli pangan dan akses pelayanan sosial sangat mempengaruhi keadaan gizi masyarakat
Untuk itu diperlukan kerja sama lintas sektoral dalam penyusunan program perbaikan gizi karena masalah gizi tidak hanya merupakan masalah kesehatan melainkan juga diperlukan keterlibatan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, industri, perikanan, serta sektor terkait lainnya.

0 komentar:

Jurnal Internasional Ebola Virus Disease

        On 23 March 2014, the World Health Organization (WHO) issued its first communique´ (WHO, 2014a) on a new outbreak of Ebola virus disease (EVD), which began in December 2013 in the Republic of Guinea, initially in the Prefecture (province) of Gue´cke´dou in Guinea’s eastern rainforest region, Guine´e Forestie`re (Forested Guinea), then spreading to the Prefecture of Macenta, 80 km to the east. Located on the Atlantic coast of West Africa, Guinea is the first country in this geographical region to report an EVD outbreak with more than one case  (Fig. 1a). Cases have now also been reported at several other locations in Guinea, as well as in neighbouring Liberia  (Fig. 1b). The appearance of cases in the Guinean capital, Conakry, represents the first large urban setting for EVD transmis-sion. Another case passed through the Liberian capital, Monrovia, but with no reports of any further transmission within the city. Suspected cases in the neighbouring republics of Mali and Sierra Leone have so far tested negative at the time of writing  (Fig. 1b, 25 April 2014).
EVD is a severe haemorrhagic fever caused by negative-sense ssRNA viruses classified by the International Com-mittee on Taxonomy of Viruses as belonging to the genus Ebolavirus in the family Filoviridae (order Mononega-virales). Filovirus particles are 80 nm in diameter and form twisted filaments (hence the name) of up to 1.1 mm in length. One other genus in this family, Marburgvirus, contains viruses causing a similar disease to EVD. The third genus, Cuevavirus, is confined to bat hosts. The case fatality rate in EVD is so high, approaching 90 % in some outbreaks  (Table 1), that members of the family Filoviridae have been classified as Category A potential bioterrorism agents by the Centers for Disease Control and Prevention  (CDC, 2014). All bodily fluids are infectious, requiring the use of full-body protective clothing by medical and surveillance staff. Epidemiological control is also made especially difficult due to the highly variable incubation period of 1–25 days  (Dowell et al., 1999), and the long Ebola virus-positive period of some recovered patients  (Rodriguez et al., 1999 Rowe et al., 1999). These figures are necessarily approximate because of the low number of confirmed survivors in which testing has been carried out. Patients initially present with fever, headache, joint/muscle and abdominal pain accom-panied by diarrhoea and vomiting  (Paessler & Walker 2013). In its early stages, EVD is easily confused with other tropical fevers, such as malaria or dengue, until the appearance of the haemorrhagic terminal phase, presenting with the characteristic internal and subcutaneous bleeding, vomiting of blood and reddening of the eyes. If sufficient blood is lost, this leads to renal failure, breathing difficulties, low body temperature, shock and death  (Paessler & Walker 2013). ‘Cytokine storm’ with immune suppression of CD4 and CD8 lymphocytes is a candidate mechanism for production of the terminal haemorrhagic fever  (Wauquie et al., 2010). Current treatment of EVD is purely symptomatic. However, the antiviral drug favipiravir has produced some promising results in laboratory-infected

sumber :  http://www.apinfectologia.com/wp-content/uploads/2014/08/EBOLA-1  

0 komentar:

Proses Pelaksanaan Senam Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNSOED 2015


Pada hari rabu tanggal 26 agustus 2015 setelah acara PKKMB selesai, pada pukul 16.00 WIB kami seluruh angkatan dari jurusan Kesehatan Masyarakat berkumpul untuk membahas tentang tugas senam. Kami semua menuju lapangan yang ada di Karangwangkal dengan berjalan kaki bersama – sama. Kami mengenakan pakaian untuk olahraga.
Sebelum berlatih, kami berfoto satu angkatan. Setelah itu kami bersiap – siap  untuk berlatih senam. Salah seorang dari kami menjadi instruktur senam. Dengan diiringi musik kami berlatih mengikuti gerakan dari instruktur. Ketika berlatih saya sempat bingung karena gerakan yang diperagakan instruktur ada sebagian gerakan – gerakan yang belum familiar. Karena dalam satu angkatan Kesehatan Masyarakat UNSOED 2015 banyak, gerakan yang dicontohkan oleh instruktur tidak terlihat jelas dari posisi belakang. Namun saya terus berusaha mengikuti gerakan – gerakan yang dilakukan oleh teman – teman di depan saya, dan menghafalkan gerakan – gerakan tersebut. Karena pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015 kami seluruh angkatan akan senam dengan salah seorang instruktur yang ditunjuk secara spontan oleh penyelenggara ospek jurusan Kesehatan Masyarakat UNSOED. Lagu yang digunakan adalah gabungan dari beberapa lagu. Manfaat dari senam itu sendiri dapat meningkatan kebugaran jasmani, melatih detak jantung dan dapat membakar lemak yang ada di dalam tubuh.
Tak terasa hari sudah menjelang maghrib, waktu menunjukan pukul 17.40 WIB. Karena kami juga sudah capek, kami memutuskan untuk pulang dan akan berlatih lagi pada hari Jumat tanggal 28 Agustus 2015 di tempat yang sama yaitu di lapangan Karangwangkal. 

0 komentar:

Diary Persiapan OSMB

Pada hari Jumat tanggal 28 Agustus 2015 kami para mahasiswa baru kembali mengikuti acara PKKMB yang dimulai pada pukul 07.00 WIB di gedung Farmasi UNSOED. Hari ini adalah hari terakhir acara PKKMB dan hari pertama acara OSMB (ospek jurusan) yang dimulai pada pukul 12.00 WIB. Semua mahasiswa baru menyiapkan perlengkapan yang sudah ditentukan untuk acara OSMB. Seperti air mineral perkakas (air minum bermerk 2 Tang), snack monyet – monyet gila (momogi), chiki tante Cina (chitos), jus sayang (jus madu). Pakaian yang dipakai adalah atasan batik, bawahan rok hitam untuk perempuan dan celana hitam kain untuk laki – laki, jilbab hitam, sabuk hitam, sepatu hitam, dan kaos kaki putih. Tidak lupa membawa tugas individu yaitu grand design tentang harapan – harapan seorang mahasiswa ke depan. Dan membawa tugas kelompok.
Acara PKKMB dipertemuan pertama diisi oleh Presiden BEM FIKes UNSOED 2015 yaitu Adnan Al Thoriq menjelaskan tentang makna mahasiswa, tujuan adanya BEM FIKes UNSOED, sejarah BEM FIKes UNSOED, serta visi dan misi BEM FIKes UNSOED.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak Tunggul Adi Purwonegoro tentang Interprofessional Education. Yaitu materi tentang membentuk kerjasama antar berbagai bidang profesi dalam kehidupan. Contoh dokter melayani pasien bersama dengan perawat, apoteker, dan ahli gizi.
Materi ketiga disampaikan oleh Ibu Vitis Vini Fera R.U., M.Sc., Apt tentang perilaku yang dilakukan oleh seseorang bergantung pada pribadi dalam dirinya sendiri.
Materi keempat disampaikan olehHanif Nasratul Baroroh M.Sc., Apt mengenai gerakan menuju 1000 proposal PKM. Beliau menyampaikan tentang manfaat membuat PKM dan menjelaskan berbagai macam program PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa).

Selama mengikuti kegiatan OSMB kami menerima beberapa materi dari beberapa dosen UNSOED. Diantaranya pengenalan SIA, profil para dosen dll. Dipertengahan acara kami diberi waktu untuk istirahat, sholat dan makan (ishoma) ketika makan kami hanya diberi waktu 7 menit untuk menghabiskan seluruh makanan. Adapula teman yang tidak tahan dengan menghabiskan makanan secara cepat – cepat. Di akhir acara ada apel penutupan, disitulah saya diberi sanksi karena membawa kunci sepeda motor. Padahal saya tidak membawa sepeda motor di lingkungan kampus Universitas jenderal Soedirman. Saya menjelaskan bahwa sepeda motor saya dititipkan di tempan kos salah seorang teman saya. Tetapi banyak pula teman – teman yang melanggar aturan lainnya seperti membawa handphone, gunting, dll. Kami diperintah untuk berdiri di hadapan semua peserta apel. Dan diberi tugas sebagai sanksinya, yaitu membuat essay penelitian tentang lingkungan. 

0 komentar:

Masalah Pelayanan Kesehatan di Indonesia beserta Solusinya

Begitu kompleksnya berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia sehingga terdapat masalah-masalah yang tidak tersorot oleh berbagai media. Salah satunya ialah masalah pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia ini. Kebanyakan dari mereka lebih banyak menyorot permasalahan seperti politik, hukum, pendidikan, ataupun ekonomi. Padahal, permasalahan-permasalahan tersebut seperti tidak ada habisnya. Mereka melupakan bagaimana kualitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia selama ini.
            Disini kami akan sedikit membahas masalah pelayanan kesehatan di Indonesia. Masalah pelayanan kesehatan disini yang akan kami bahas adalah pelayanan kesehatan dari tingkat primer, atau yang mendasar. Contohnya ialah pelayanan kesehatan di puskesmas.
Puskesmas adalah suatu persatuan kesehatan fungsional merupakan, pusat pengembangan kesehatan masyarakat disamping juga membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu puskesmas diharapkan dapat menjadi tempat untuk memperbaiki kesehatan masyarakat Indonesia.
                     Tetapi dalam kenyataannya puskesmas tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Apalagi puskesmas yang berada di desa-desa kecil. Banyak keluhan masyarakat desa yang mengatakan tentang masalah pelayanan, tenaga medis serta manajemen puskesmas yang masih buruk dan tidak bisa memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat Indonesia.

Masalah yang muncul di tingkat pelayanan kesehatan primer
            Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari.
            Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas juga menjadi sebuah masalah. Masyarakat selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Tidak hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkathanya sampai jam 12.00 WIB dan tambahan waktu lembur sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas.
Penyebab terjadinya maslah di puskesmas
·         Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang menentukan dalammencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja.
·         Sarana dan prasarana di puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
·          Tenaga medis: Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

Solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di puskesmas
      Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan atau meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisiensi puskesmas,peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan atau revitalisasi kader PKK,pembentukan standar pelayanan kesehatan untuk kinerja sistem kesehatan yang komperehensif,serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
            Dari banyak kasus yang terjadi di banyak daerah,jelas bahwa puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang,terutama jika dilihat dari sarana,puskesmas tidak memilki fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari dinas kesehatan.
            Selain itu dari semua masalah yang muncul persoalan pertama yang harus diatasi adalah masalah manajemen puskesmas dengan cara penempatan SDM kesehatan yang memiliki kemampuan manajemen yang mumpuni, sehingga tidak terkendala dalam penjabaran fungsi-fungsi Puskesmas yang terintegrasi dengan visi dan misi pembangunan kesehatan.
            Semua program puskesmas dengan manajemen yang sudah di perbaiki terlebih dahulu tersebut, yang selanjutnya harus dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Artinya, kita harus membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat tanpa kecuali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. dengan mengutamakan upaya pereventif, promotif, tanpa harus mengabaikan upaya rehabilitatif dan kuratif.
            Kepada masyarakat, tetap kita berharap mereka memelihara dan menjaga perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya prioritas yang harus dibudayakan, sehingga kita berharap fungsi-fungsi Puskesmas lebih fokus kepada upaya preventif dan rehabilitatif.

            Namun sebagai upaya kita untuk mendekatkan dan membuka akses pelayanan kesehatan dasar seluas-luasnya yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, setiap hari kerja baik di Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan, kita memiliki petugas yang siap melayani. Karena itu masyarakat tidak perlu ragu untuk datang, baik itu melakuakan pemerikasaan kesehatan, pengobatan maupun konsultasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

sumber: http://pelatihanguru.net/prospek-kerja-sarjana-lulusan-fakultas-kesehatan-masyarakat-skm

2 komentar:

Essay alasan mengapa memilih jurusan Kesehatan Masyarakat UNSOED dan Kontribusinya

Alasan Memilih Jurusan Kesehatan Masyarakat UNSOED
Karena peratama dorongan orang tua ingin saya masuk dalam dunia kesehatan. Dengan menimbang kakak saya yang sudah terlebih dahulu kuliah di bidang ekonomi pada program studi Manajemen. Orang tua saya berpikir agar anak – anaknya dapat masuk dalam program studi yang berbeda – beda. Karena dengan demikian secara langsung maupun tidak, kakak dan saya dapat bertukar ilmu yang dapat bermanfaat untuk masa depan kami.
Kedua. Memang sudah keinginan saya sendiri ingin mengenal lebih dalam tentang bidang kesehatan. Karena saya berpikir saya sudah cukup mempelajari tentang teori sekitar pelajaran MIPA, maka saya ingin menerapkan ilmu yang telah saya peroleh dalam bidang kesehatan. Awalnya saya ingin masuk program studi ilmu gizi. Tetapi setelah berbagi pengalaman dengan alumni kakak kelas semasa di SMA, saya mulai menimbang – nimbang tentang prodi Kesehatan Masyarakat ini. Kakak kelas saya berkata bahwa di prodi tersebut mencakup seluruh bidang kesehatan, termasuk ilmu gizi, farmasi, keperawatan dan kedokteran secara umum.
Ketiga. Karena faktor lingkungan tempat tinggal saya. Rumah yang saya tinggali selama ini berada tepat di tepi jalan raya. Setiap hari di depan rumah saya selalu padat dilalui kendaraan bermotor. Padahal, kendaraan bermotor mengeluarkan gas – gas yang bersifat racun bagi tubuh kita seperi karbondioksida (CO2). Kita tidak pernah tahu gas apa sajakah yang telah kita hirup. Apalagi saya dan orang – orang lainnya yang hidup di tepi jalan seperti saya. Saya tidak tahu apakah kualitas kesehatan saya berbeda dengan orang – orang yang hidup di pegunungan di mana udaranya belum tercemar? Apakah hal ini juga berpengaruh terhadap rentang masa hidup saya? Untuk itu saya memilih prodi Kesehatan Masyarakat untuk menggali lebih jauh ilmu kesehatan yang nantinya dapat bermanfaat bagi saya sendiri, keluarga dan masyarakat.
Kontribusi (Target yang ingin saya capai)
Sebelumnya saya sangat bersyukur karena dapat di terima di prodi yang memang saya inginkan. Karena dengan begitu saya harus konsekuen dengan pilihan saya. Setiap hari saya selalu dititipkan pesan oleh kedua orang tua saya agar selalu berdoa pada saat akan memasuki dan meninggalkan gedung di mana saya menuntut ilmu. Berdoa agar dimudahkan dari segala urusan, ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat bagi orang banyak, dan prodi inilah yang akan mengantarkan pada kesuksesan saya di masa mendatang.
Untuk kedepannya saya belum memikirkan dengan pasti tentang apa profesi saya setelah menjadi sarjana. Karena Ibu saya sering berpesan agar saya fokus untuk memikirkan hari ini. Belajar dan beribadah dengan sebaik – baiknya. Tetapi tetap mengacu pada target yang akan dicapai. Target saya kedepannya, saya ingin nilai IP saya di atas 3,5 dan dapat mempertahankan nilai IP tersebut sampai semester akhir. Lalu saya ingin segera lulus dengan menyandang sarjana cumlaude. Segera mungkin saya ingin mengabdikan ilmu yang telah saya peroleh kepada masyarakat. Saya ingin menjadi seorang manager di sebuah Rumah Sakit. Lalu saya ingin melakukan penelitian tentang “Apakah faktor lingkungan mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang?”. Dengan penelitian itu saya ingin menulis sebuah buku, karena saya suka menulis sejak di bangku SMP. Dengan buku itu saya ingin membagikan sedikit ilmu dan pengalaman saya yang mungkin dapat menjadi sebuah inspirasi orang banyak. Setelah sukses nanti, saya akan mengumpulkan uang untuk menunaikan ibadah haji bersama orang tua saya. Saya ingin memberikan mereka sebuah rumah yang nyaman untuk mereka nikmati di masa tuanya. Akan saya cukupkan segala kebutuhan mereka dengan jerih payah saya sendiri. Karena semua itu belum setimpal dengan apa yang telah mereka kasihi kepada anak – anaknya. Saya ingin kedua orang tua saya diberi umur panjang, agar dapat melihat kesuksesan saya. Tak lupa saya ingin berbagi dengan anak – anak yatim piatu.

Agar semua target saya tercapai saya akan menerapkan prinsip ”DUIT” (Doa Usaha Ikhtiar dan Tawakal) dalam setiap langkah saya. Semoga semua mimpi – mimpi saya akan segera terwujud satu demi satu atas izin Allah SWT. 

0 komentar:

Diary Persiapan Pengenalan Kehidupan Kampus pada Mahasiswa Baru (PKKMB)

Dalam penyambutan masuknya mahasiswa baru, diadakan serangkaian acara. Salah satunya acara Pengenalan Kehidupan Kampus pada Mahasiswa Baru (PKKMB). PKKMB dimulai pada hari kamis tanggal 27 Agustus 2015 pukul 07.00 WIB. setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti serangkaian acara tersebut sampai selesai di fakultas masing – masing.
Karena acara PKKMB dimulai pada pagi hari saya bangun lebih awal dari biasanya. Dengan mengenakan kemeja putih polos, rok hitam panjang dan mengenakan dasi hitam, membuat saya terlihat lebih rapi dan siap mengikuti acara PKKMB. Karena tidak terlalu jauh lokasi kampus dari rumah saya, saya berangkat pada pukul 06.15 WIB. Saya sudah membuat janji dengan teman saya untuk berangkat bersama – sama. Sesampainya di tempat kos – kosan teman saya, saya ternyata ditinggal. Mungkin dia sudah terlalu lama menunggu saya. Saya memutuskan untuk menitipkan kendaraan di tempat kos teman saya. Lalu saya berjalan kaki menuju gedung farmasi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Saat berjalan kaki, saya khawatir saya telat mengikuti acara PKKMB. Saya berlari – lari kecil, dan semakin was – was ketika melihat teman – teman dari fakultas lain yang sudah memulai upacara. Di pintu gerbang masuk fakultas saya yaitu Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan (FIKes), sudah banyak teman – teman FIKes yang sudah berangkat. Lalu ada mas dan mba Komisi Disiplin (KOMDIS) yang sedang mengawasi kami. Dengan nafas terengah – engah dan kaki terasa kaku saya mencari – cari teman – teman dari kelompok saya. Ternyata saya sudah ditinggal masuk di depan gedung farmasi UNSOED. Sebelum melakukan upacara pembukaan PKKMB terlebih dahulu kami melakukan gladi bersih. Lalu pada pukul 08.00 WIB kami semua mengikuti upacara di depan gedung farmasi UNSOED. Setelah itu acara PKKMB dimulai dipandu oleh Mas Guntur dari prodi PJKR dan Mba Christi dari prodi Kesehatan Masayarakat (Kesmas).
Materi pertama disampaikan oleh Bapak Ir. Endo Dardjito MPPM tentang pola pengembangan mahasiswa. Beliau menjelaskan tentang visi, misi UNSOED dan berbagai UKM yang terdapat di masing – masing jurusan.
Materi kedua disampaikan oleh Bapak dari Bimbingan Konseling (BK) FIKes mengenai ruang lingkup FIKES, Sistem Kredit Sekunder (SKS), Kartu Rencana Studi (KRS), beban kredit dan kehidupan semasa di perkuliahan.
Lalu kami dipersilahkan untuk istirahat, solat dan makan (ishoma) selama ± 1 jam.
Materi ketiga disampaikan oleh Ibu Rahmi Setiyani tentang komunikasi. Beliau menyampaikan materi tentang komponen komunikasi, pentingnya komunikasi dan penerapannya dalam kehidupan perkuliahan.
Materi keempat oleh AKP Isfa Indarto S.H, M.H dari Kasubbag Dalops Polres Banyumas mengenai terorisme. Beliau menyampaikan materi tentang bahaya terorisme, tuntutan dan harapan masyarakat, macam – macam tipologi tindak kejahatan secara umum, contoh narkoba, pencurian, terorisme dll. Serta cara mencegah penyimpangan agar tidak terjadi “Anomali Sosial”. Contoh dalam acara apapun mahasiswa harus meminta izin dari pihak kampus atau polisi untuk keamanan. Fenomena teroris yang akhir – akhir ini terjadi yaitu ISIS yang bermuara di Irak dan meluas ke berbagai daerah termasuk Indonesia.
Materi kelima oleh Ibu Rahmi Setiyani lagi mengenai praktek komunikasi yang diperagakan oleh lima pasang mahasiswa baru.
Tak terasa hari sudah sore, waktu sudah menunjukan pukul 16.45 WIB. Acara selesai dan kami sudah boleh dipersilahkan pulang. 

0 komentar: