PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH IPA KESEHATAN (BIOLOGI)
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA BERKAITAN DENGAN PERMASALAHAN SAMPAH YANG ADA DI INDONESIA
           








Disusun oleh:
SASMITA DWI RAMADHANI
I1A015055



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
          1.1 Latar Belakang  ................................................................................... 1
              1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
              1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
              1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
              2.1 Definisi Lingkungan yang Sehat.......................................................... 3
              2.2 Syarat-syarat Lingkungan yang Sehat................................................. 4
              2.3 Dampak yang Ditimbulkan Sampah.................................................... 7
              2.4 Pengolahan Sampah............................................................................. 8
              2.5 Cara Memelihara Lingkungan agar tetap Sehat................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
          3.1 Kesimpulan  ....................................................................................... 12
             3.2 Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA  ....................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Lingkungan merupakan unsur yang sangat berperan penting bagi kehidupan mahluk hidup, terutama manusia. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terlepas dari lingkungan. Semua aktivitas manusia membutuhkan peran lingkungan, baik untuk makan, minum, bekerja, bahkan beristirahat pun memerlukan dukungan lingkungan hidup yang baik. Oleh karena itu, lingkungan dapat dikatakan merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan manusia.
Dalam mengupayakan lingkungan yang sehat tak lepas dari permasalahan yang besar yaitu sampah. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit. Sampah menjadi sumber penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu masyarakat harus menyadari pentingnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan pengolahan sampah agar tidak menimbulkan berbagai macam penyakit sekaligus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.


1.2  Rumusan Masalah
1)      Bagaimana suatu lingkungan dapat dikatakan lingkungan yang sehat?
2)      Apa saja syarat-syarat lingkungan yang sehat?
3)      Apa saja dampak yang ditimbulkan sampah bagi kesehatan manusia?
4)      Bagaimana cara mengolah sampah dengan baik?
5)      Bagaimana cara memelihara lingkungan agar tetap sehat?


1.3  Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah IPA Kesehatan khususnya bidang Biologi dengan pengampu Drs. Kuswanto Sanredja, M.Kes.
Agar pembaca mengetahui informasi tentang lingkungan yang sehat, syarat-syarat lingkungan sehat, dampak yang timbul akibat sampah, cara mengolah sampah dan cara memelihara agar lingkungan tetap sehat.

1.4  Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan informasi bagi pembaca tentang bagaimana dampak atau pengaruh dan cara menyikapi pengaruh lingkungan berkaitan dengan permasalahan sampah terhadap kesehatan manusia. Sehingga manusia sadar agar dapat memanfaatkan lingkungan itu sendiri secara bijak. Hal itu dapat dilakukan dengan cara membudayakan hidup bersih dan sehat.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Lingkungan yang Sehat
Pengertian lingkungan sehat adalah lingkungan yang mendukung terciptanya individu hingga masyarakat yang sehat. Lingkungan sehat juga dapat didefinisikan sebagai lingkungan yang terhindar dari hal-hal yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti berbagai bentuk limbah (cair, padat dan gas), terhindar dari binatang-binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal-hal lain. 
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Menurut World Health Organisation (WHO) tentang pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health,” atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.” Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) definisi kesehatan lingkungan yaitu “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
Ilmu yang berkaitan dengan lingkungan yaitu kesehatan lingkungan. Dalam kesehatan lingkungan dipelajari upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Sutomo, 1991). Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Soenhadji, 1994). Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang beresiko terhadap kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal (Cahyono, 2000).

2.2  Syarat-syarat Lingkungan yang Sehat
Syarat-syarat lingkungan sehat antara lain sebagai berikut:
  1. Udara bersih, tidak berbau, segar, dan terasa sejuk.
  2. Ada tempat sampah dan keadaannya bersih. Dengan adanya tempat sampah, sampah jadi tidak berserakan sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor/unsur, berikut:
a.       Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b.      Penyimpanan sampah.
c.       Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d.      Pengangkutan.
e.       Pembuangan.
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
Selain terkait dengan pembuangan sampah, hal yang perlu diperhatikan juga dalam mengelola kotoran/tinja. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut:
a.       Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b.      Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur.
c.       Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d.      Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e.       Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f.       Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g.      Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
  1. Terdapat saluran air yang bersih dan lancar. Air dalam saluran air akan mengalir dengan lancar. Hal ini karena tidak tersumbat oleh sampah.
Tersedianya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Syarat-syarat kualitas air bersih di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
2.      Syarat Kimia: Kadar Besi: maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l).
3.      Syarat Mikrobiologis: Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air).
4.      Terdapat berbagai tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi. Dengan adanya tumbuhan, udara akan menjadi lebih bersih. Selain itu, keadaan lingkungan rumah akan terlihat lebih indah.
5.      Pemukiman/tempat tinggal yang sehat.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.       Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: pencahayaan, ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b.      Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu: privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
c.       Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d.      Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
  1. Terhindar dari kontak serangga dan binatang pengganggu.
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya: pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, nyamuk Anopheles sp untuk penyakit malaria, nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), nyamuk Culex sp untuk penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut di antaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

2.3  Dampak yang Ditimbulkan Sampah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah yang berlebihan dapat mengundang serangga, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan cukup banyak. Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, antara lain:
  1. Diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD (Demam Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah dengan pengelolaan sampahnya yang tidak memadai.
  2. Selama ini ada anggapan bahwa sampah menimbulkan pemanasan global. Berdasarkan penelitian anggapan tersebut tidak 100%  benar. Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan berada di atmosfer selama sekitar 7-10 tahundan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,30C per tahun.
  3. Sampah dapat menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang sembarangan, salah satunya yang dibuang kesungai atau aliran air lainnya. Lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat aliran air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar dan akan meluap menyebabkan banjir.
  4. Selain pernyataan diatas, sampah juga dapat merusak pemandangan.

2.4  Pengolahan Sampah
Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau didaur ulang dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
Ada dua proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill(pembuangan secara sehat). Pada proses open dumping, sampah ditimbun secara bergantian dengan tanah sebagai lapisan penutupnya.
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat di daur ulang secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya ke sistem pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan dari sampah-sampah tersebut.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip ini sering dikenal dengan 4R, yaitu:
-         Reduse (mengurangi), sebisa mungkin kita meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan barang atau material, semakin banyak sampah yang kita hasilkan
-         Reuse (menggunakan kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang masih bisa dipakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang menjadi sampah.
-         Recycle (mendaur ulang), sebisa mungkin, barang-barang yang tidak berguna di daur ulang kembali. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri informal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
-         Replace (mengganti), teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan hanya barang-barang yang lebih ramah lingkungan.
Dalam mengelola usaha daur ulang, kita bisa hanya melakukan satu dari kegiatan-kegiatan berikut ini: pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuangan produk/material bekas pakai, atau jika usaha daur ulang berkembang dengan pesat, kita bisa melakukan semua kegiatan tersebut secara bersamaan.

2.5  Cara Memelihara Lingkungan agar Tetap Sehat
  1. Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja berkaitan dengan kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak perlu diperintah ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Mereka diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman dengan benar.

2.      Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik. Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan sampah. Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap di rumah tangga sampai di tempat pembuangan akhir. Atau juga bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah agar masih dapat untuk digunakan kembali.

3.      Buatlah jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan secara terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat. Kita tak akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin.

4.      Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.

5.      Membudayakan hidup bersih dan sehat seperti membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat bermanfaat jika diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola perilaku yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah sampah adalah masalah yang klasik. Namun dapat dipecahkan dengan banyak hal yang sederhana. Dengan membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang benar adalah hal awal untuk menanggulangi masalah sampah ini.

ltulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan sekitar kita tetap sehat. Dengan lingkungan yang bersih maka akan banyak manfaat yang akan dirasakan oleh hidup kita.








BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Derajat kesehatan seseorang atau dalam sekelompok orang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya perilaku/kebiasaan masyarakat, pelayanan kesehatan, keturunan dan lingkungan. Di antara beberapa faktor tersebut, lingkungan adalah faktor yang paling membawa pengaruh besar terhadap status kesehatan seseorang atau sekelompok orang tersebut. Oleh karena itu setiap orang harus memperhatikan lingkungan di sekitarnya, apakah lingkungannya bersih, terhindar dari sampah, dan dapat mendukung untuk hidup sehat atau sebaliknya. Dengan menerapkan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat, seseorang dapat meminimalisir terserang oleh penyakit. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif memelihara lingkungan juga dapat membangun suatu masyarakat yang memiliki kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga terciptanya suatu lingkungan yang seimbang dan harmonis antara manusia dengan lingkungan dan organisme yang ada di dalamnya.

3.2  Saran
Untuk menanamkan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada seseorang atau sekelompok orang memang tidak mudah. Namun bagaimana pun caranya pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman agar membawa pengaruh positif terhadap manusia dan organisme yang hidup di dalamnya. Pemerintah hendaknya peka dan gencar terhadap segala isu kesehatan yang melanda. Apalagi masyarakat yang memegang peranan penting dalam menjaga dan memelihara lingkungan di sekitarnya. Masyarakat harus merubah kebiasaan-kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan, buang hajat di sungai, bahkan merusak lingkungan sekitar. Masyarakat hendaknya sadar bahwa lingkungan adalah faktor yang dapat memengaruhi segala aktivitas manusia seperti makan, bekerja bahkan ketika istirahat. Dengan membiasakan perilaku menjaga kebersihan, memilah sampah atau membuat sesuatu dari limbah yang ada, dan tidak merusak lingkungan maka masyarakat sedang menanam kebaikan yang dapat memunculkan timbal balik positif kepada manusia. Karena manusia sendiri yang dapat mengambil manfaatnya bila lingkungan di sekitarnya dipelihara dengan baik oleh manusia.





Daftar Pustaka

Anonim.2015.Kesehatan Lingkungan. http://www.materikesehatan.com/2015/04/contoh-makalah-kesehatan-lingkungan.html, diakses tanggal 21 Desember 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.2015.Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Bersih. http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/menciptakan-lingkungan-yang-sehat-dan-bersih/, diakses tanggal 22 Desember 2015.
Hapsari, Dwi.,Puti Sari, dan Julianty Pradono.2009.Pengaruh Lingkungan Sehat     dan Perilaku Hidup Sehat terhadap Status Kesehatan. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/2192/1090, diakses tanggal 22 Desember 2015.
Kompas.2015.Sampah dan Dampaknya pada Kehidupan Kita.http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/sampah-dan-dampaknyapada-kehidupan-kita_5518255b813311a4689de839, diakses tanggal 10 Januari 2016.
Senja, Astri Mei.2014.Pengaruh Lingkungan Sehat terhadap Status Kesehatan.https://www.academia.edu/8496493/PENGARUH_LINGKUNGAN_SEHAT_TERHADAP_STATUS_KESEHATAN, diakses tanggal 21 Desember 2015.

1 komentar:

MAKNA BUDAYA MENGONSUMSI MENDOAN DI MASYARAKAT BANYUMAS

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
MAKNA BUDAYA MENGONSUMSI MENDOAN DI MASYARAKAT BANYUMAS DAN SEKITARNYA
           








Disusun oleh:
SASMITA DWI RAMADHANI
I1A015055




KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
          1.1 Latar Belakang  ................................................................................... 1
              1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
              1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
              1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
              2.1 Mendoan Menciptakan Budaya di Banyumas..................................... 3
              2.2 Hubungan Budaya dengan Status Gizi Masyarakat di Banyumas...... 4
              2.3 Pengaruh Budaya Berdampak Buruk bagi Kesehatan Masyarakat..... 5
              2.4 Pengaruh Budaya terhadap Pola Pikir Masyarakat di Banyumas........ 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8
          3.1 Kesimpulan  ......................................................................................... 8
             3.2 Saran..................................................................................................... 8
Daftar Pustaka  ....................................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang dari etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini telah memberikan suatu formulasi struktur sosial masyarakat yang turut memenuhi menu makanan maupun pola makanan. Banyak sekali penemuan para ahli sosiologi dan ahli gizi menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan terhadap proses terjadinya kebiasaan makan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak jarang menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak diperhatikan baik oleh kita yang mengonsumsinya. Kecenderungan ini muncul dari suatu budaya terhadap makanan sangat bergantung pada potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan.
Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai makanan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya di Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya terkenal salah satu makanannya yaitu “Mendoan”. Tentunya makanan ini telah memengaruhi budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya. Bahkan makanan ini dapat mengukir pola pikir masyarakat Banyumas tentang kepercayaannya terhadap suatu pamali. Begitu melekatnya budaya yang berkaitan dengan makna makanan terhadap suatu budaya di Banyumas ini masih dapat kita temui hingga sekarang.


1.2  Rumusan Masalah
1.        Bagaimana Mendoan dapat menciptakan suatu budaya di masyarakat Banyumas?
2.        Bagaimana hubungan budaya dengan status gizi masyarakat di Banyumas?
3.        Apakah pengaruh budaya terhadap gizi berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat?
4.        Bagaimana pengaruh budaya terhadap pola pikir masyarakat di Banyumas?

1.3  Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sosiologi Kesehatan dengan pengampu Dra. Sotyania Wardhianna, M.Kes.
Agar pembaca mengetahui informasi tentang bagaimana Mendoan dapat menciptakan suatu budaya, hubungan budaya dengan status gizi masyarakat, pengaruh budaya terhadap gizi berdampak buruk bagi kesehatan, dan pola pikir masyarakat di Banyumas dan sekitarnya.

1.4  Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan informasi bagi pembaca tentang hubungannya salah satu makanan asli Banyumas yang terkenal yaitu Mendoan dengan budaya di Banyumas dan sekitarnya. Dan hendaknya kita dapat menyikapi bagaimana budaya tersebut memengaruhi derajat kesehatan masyarakat di Banyumas.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Mendoan Menciptakan Budaya di Banyumas
Kebudayaan jika dimaknai secara bebas adalah hasil cipta manusia, dilandasi dari kebiasaan, kepedulian yang dibangun dengan sentuhan karya seni, bertujuan menunjukan eksistensi sebuah komunitas masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan ini berlangsung sejak lama dan diteruskan dari generasi ke generasi hingga sekarang ini. Ketika budaya tumbuh pada sebuah komunitas masyarakat, maka masing-masing anggota masyarakat wajib memelihara budaya tersebut agar identitasnya tidak luntur.
Budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan. Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan (Khumaidi, 1989). Kebiasaan makan individu atau kelompok individu adalah memilih pangan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan budaya (Suhardjo, 1989). Tiga faktor terpenting yang mempengaruhi kebiasaan makan adalah ketersediaan pangan, pola sosial budaya dan faktor-faktor pribadi (Harper et al., 1986). Hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari kebiasaan makan adalah konsumsi pangan (kuantitas dan kualitas), kesukaan terhadap makanan tertentu, kepercayaan, pantangan, atau sikap terhadap makanan tertentu (Wahyuni, 1988).
Dalam hal ini Mendoan telah mencirikan suatu budaya kelompok masyarakat di Banyumas dan sekitarnya. Masyarakat di Banyumas ini menganggap Mendoan menjadi makanan yang mengungkapkan ikatan sosial dan kekeluargaan. Rasanya belum mengunjungi Banyumas bila belum mencoba Mendoan. Ya, bagi kalian yang suka dengan olahan makanan berbahan tempe perlu mencoba Mendoan asal Banyumas ini.
Kata Mendoan berasal dari bahasa Banyumasan, mendo yang berarti setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar. Bahan makanan yang paling sering dibuat Mendoan adalah tempe dan tahu. Mendoan sangat cocok dikonsumsi untuk sarapan karena mudah pembuatannya, apalagi untuk teman minum teh saat musim hujan. Ketika menjamu tamu biasanya juga disuguhkan Mendoan dengan beberapa buah cabai rawit. Karena telah menjadi sebuah budaya, sampai saat ini masih sangat mudah dijumpai tuan rumah yang menjamu tamunya dengan suguhan Mendoan. Hal itu menunjukkan bahwa Mendoan yang biasanya disajikan hangat membawa arti si tuan rumah menyambut tamunya dengan hangat dan terbuka.

2.2  Hubungan Budaya dengan Status Gizi Masyarakat di Banyumas
Zat gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. Status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi pada Mendoan:
Nama Bahan Makanan: Mendoan
Nama Lain/Alternatif: -
Banyaknya Mendoan yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Mendoan yang dapat dikonsumsi (Bdd/Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Gizi yang terdapat dalam Mendoan:
Energi = 92 kkal
Protein = 4,89 gr
Lemak = 1,04 gr
Karbohidrat = 16,19 gr
Kalsium = 26 mg
Fosfor = 47 mg
Zat Besi = 2,01 mg
Vitamin A = 9 IU
Vitamin B1 = 0,05 mg
Vitamin C = 0 mg
Khasiat/Manfaat Mendoan: - (Belum tersedia khasiat/manfaat Mendoan)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : M
Sumber Informasi Gizi: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
            “Tempe kan murah, tapi kandungan proteinnya itu setara dengan daging. Tempe 18-20 persen, di daging juga 18 persen, kelebihannya ini murah, kalau daging per kilonya mahal dan tinggi kolesterol. Kalau tempe fitosterol, di mana fitosterol itu bagus untuk tubuh kita,” kata Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P, M.si, dari laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Dengan berbagai manfaat positifnya, tidak ada alasan untuk tidak menyukasi tempe. “Dan sejak hari ini, saya adalah orang Indonesia yang sangat bangga jika disebut bermental tempe,” kata Belda.
Telah teruji bahwa Mendoan memiliki karbohidrat dan protein yang cukup untuk dikonsumsi. Karbohidrat diubah menjadi energi yang digunakan untuk aktivitas manusia sehari-hari. Protein yang terdapat dalam tempe Mendoan sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme pada tubuh manusia. Sehingga adanya budaya mengonsumsi Mendoan dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein di dalam tubuh.
2.3  Pengaruh Budaya Berdampak Buruk bagi Kesehatan Masyarakat
Namun di samping itu Mendoan memiliki efek buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam frekuensi tinggi dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini dipengaruhi oleh kadar kolesterol yang sangat tinggi. Apalagi bila Mendoan digoreng dalam minyak goreng yang telah dipakai berulang-ulang. Kolesterol pada minyak goreng bekas menjadi lebih tinggi sebagai akibat dari pengendapan yang terjadi pada minyak goreng. Minyak goreng yang sudah dipakai berulang-ulang akan membentuk lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol. Efek buruk yang timbul bagi kesehatan antara lain:
-          Memicu penyakit jantung. Serangan jantung dan penyakit jantung terjadi sebagai akibat dari tingkat kolesterol tinggi yang terdapat pada tubuh jika mengkonsumsi gorengan berlebihan secara terus-menerus.
-          Memicu penyakit tekanan darah tinggi. Sama seperti penyakit jantung, darah tinggi juga disebabkan oleh kadar kolesterol yang sangat tinggi.
-          Gatal-gatal pada tenggorokan. Gatal-gatal pada tenggorokan ini disebabkan oleh senyawa akreolin yang terbentuk oleh pengendapan minyak goreng tersebut.
-          Batuk-batuk. Minyak yang kotor dapat menyebabkan infeksi pada saluran tengorokan hingga menyebabkan batuk kronis.
-          Kanker merupakan efek terparah yang timbul bila mengonsumsi gorengan yang minyaknya jarang atau hampir tidak pernah diganti secara berlebihan. Resiko terkena kanker akan meningkat dibandingkan yang tidak mengkonsumsi gorengan.
-          Diabetes. Salah satu penyebab diabetes adalah minyak goreng yang digunakan berkali kali karena mengandung kolesterol yang semakin tinggi.


2.4  Pengaruh Budaya terhadap Pola Pikir Masyarakat di Banyumas
Kita sering mendengar ungkapan “bangsa Indonesia bermental tempe”. Kalimat ini berkonotasi negatif, yang artinya sebagai bangsa yang lemah dan mudah menyerah. Padahal semestinya, kita berbangga jika disebut bermental tempe. Karena tempe mengandung banyak protein nabati yang tinggi. Tempe merupakan protein yang mudah dicerna tubuh (Oetoro, 2011). Tempe juga berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas untuk menghambat proses pencernaan dan mencegah berbagai penyakit, menurunkan kolesterol hingga mengatasi hipertensi (Astawan, 2011).
Saya masih teringat betul saat saya masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Ketika itu saya sedang menikmati Mendoan dengan ketupat di warung jajan di depan sekolah. Lalu Bu Siti salah seorang guru saya menghampiri saya dan berkata “Jangan banyak-banyak makan Mendoan nak, nanti otak kamu mendo”. Lalu tidak lama ini ketika saya ingin membeli Mendoan di sekitar rumah nenek saya, saya bertemu seorang nenek yang sedang menasehati cucunya agar tidak memakan Mendoan terlalu banyak. Lagi-lagi saya mendengar, “Kalau makan Mendoan banyak bisa membuat otak kita mendo”. Mendo dalam bahasa Banyumasan berarti setengah matang atau lembek. Di masyarakat Banyumas daan sekitarnya masih mempercayai pamali tentang memakan Mendoan yang dapat membuat otak menjadi “mendo”. Otak mendo tersebut diartikan otak yang berpikirnya tidak matang atau lambat berpikir seperti halnya perumpamaan Mendoan yang digoreng setengah matang. Budaya tersebut telah turun temurun dipercayai dari generasi ke generasi. Pamali tersebut telah mengukir pada pola pikir masyarakat Banyumas dan sekitarnya tanpa tahu apa landasan dari pernyataannya itu.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Sebuah makanan dapat membawa pengaruh besar terhadap masyarakatnya. Seperti yang ada di Banyumas dan sekitarnya, mendoan telah membawa pengaruh masyarakat di Banyumas dalam bidang sosial, budaya, derajat kesehatan, pola pikir bahkan menjadi kebiasaan yang telah lama terbentuk. Sebagai calon Sarjana Kesehatan Masyarakat hendaknya peka terhadap isu-isu kesehatan yang ada di sekitarnya. Dengan memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena mendoan telah menjadi makanan khas, kita tidak bisa semata-mata menilai mendoan adalah makanan yang tidak sehat. Apabila cara pembuatan mendoan dilakukan dengan benar maka dapat mengurangi pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh. Masyarakat hendaknya menjaga kesehatannya dengan tidak membeli mendoan/gorengan di sembarang tempat yang tidak higienis seperti di tepi jalan, apalagi bila pembungkusnya memakai kresek yang hitam tentu sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Lalu kebiasaan memakan mendoan hendaknya dikurangi, karena minyak yang terkandung di dalamnya cukup tinggi. Apalagi minyak goreng yang digunakan telah dipakai berulang-ulang dapat membentuk lemak trans yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gatal-gatal pada tenggorokan, hipertensi, penyakit jantung bahkan kanker.

3.2  Saran
Masyarakat hendaknya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dengan memperhatikan kebersihan dan cara mengolahnya agar tidak membawa dampak buruk bagi kesehatannya.

Daftar Pustaka

Center of Reliable Health Information.2015.25 Bahaya Mengonsumsi Gorengan bagi Kesehatan.http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/25-bahaya-mengkonsumsi-gorengan-bagi-kesehatan, diakses tanggal 2 Januari 2016.
Erina.2015.Hubungan Budaya dan Gizi.https://www.academia.edu/9446924/HUBUNGAN_BUDAYA_DAN_GIZI, diakses tanggal 20 Desember 2015.
Kaskus.2014.Mendoan, Serba-serbi dan Kandungan Gizi.http://www.kaskus.co.id/thread/54f1c17e12e257ab188b4572/Mendoan-serba-serbi-dan-kandungan-gizi/, diakses tanggal 19 Desember 2015.
Kompas.2014.Bangga Disebut Mental Tempe, Datanglah ke Banyumas.http://travel.kompas.com/read/2014/11/12/103100327/Bangga.Disebut.Mental.Tempe.Datanglah.ke.Banyumas, diakses tanggal 25 Desember 2015.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas.Mendoan.https://id.wikipedia.org/wiki/Mendoan, diakses tanggal 19 Desember 2015.



0 komentar: