TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH IPA
KESEHATAN (BIOLOGI)
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP
KESEHATAN MANUSIA BERKAITAN DENGAN PERMASALAHAN SAMPAH YANG ADA DI INDONESIA
Disusun oleh:
SASMITA DWI
RAMADHANI
I1A015055
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
1.4 Manfaat
Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Definisi Lingkungan yang
Sehat.......................................................... 3
2.2 Syarat-syarat
Lingkungan yang Sehat................................................. 4
2.3 Dampak
yang Ditimbulkan Sampah.................................................... 7
2.4 Pengolahan Sampah............................................................................. 8
2.5 Cara
Memelihara Lingkungan agar tetap Sehat................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan merupakan unsur yang sangat
berperan penting bagi kehidupan mahluk hidup, terutama manusia. Kehidupan
manusia sehari-hari tidak dapat terlepas dari lingkungan. Semua aktivitas
manusia membutuhkan peran lingkungan, baik untuk makan, minum, bekerja, bahkan
beristirahat pun memerlukan dukungan lingkungan hidup yang baik. Oleh karena
itu, lingkungan dapat dikatakan merupakan salah satu unsur utama dalam
kehidupan manusia.
Dalam mengupayakan lingkungan yang sehat tak
lepas dari permasalahan yang besar yaitu sampah. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di
sekitarnya. Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia.
Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang
baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan
sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa,
kutu, dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit. Sampah menjadi sumber penyakit
yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu
masyarakat harus menyadari pentingnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya
dan pengolahan sampah agar tidak menimbulkan berbagai macam penyakit sekaligus
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Bagaimana suatu
lingkungan dapat dikatakan lingkungan yang sehat?
2)
Apa saja
syarat-syarat lingkungan yang sehat?
3)
Apa
saja dampak yang ditimbulkan sampah bagi kesehatan manusia?
4)
Bagaimana cara mengolah sampah dengan baik?
5)
Bagaimana cara
memelihara lingkungan agar tetap sehat?
1.3
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata
kuliah IPA Kesehatan khususnya bidang Biologi dengan pengampu Drs. Kuswanto
Sanredja, M.Kes.
Agar pembaca mengetahui informasi tentang
lingkungan yang sehat, syarat-syarat lingkungan sehat, dampak yang timbul
akibat sampah, cara mengolah sampah dan cara memelihara agar lingkungan tetap
sehat.
1.4
Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan informasi bagi
pembaca tentang bagaimana dampak atau pengaruh dan cara menyikapi pengaruh
lingkungan berkaitan dengan permasalahan sampah terhadap kesehatan manusia.
Sehingga manusia sadar agar dapat memanfaatkan lingkungan itu sendiri secara
bijak. Hal itu dapat dilakukan dengan cara membudayakan hidup bersih dan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan yang
Sehat
Pengertian lingkungan sehat adalah lingkungan yang
mendukung terciptanya individu hingga masyarakat yang sehat.
Lingkungan sehat juga
dapat didefinisikan sebagai lingkungan yang terhindar dari hal-hal yang
menyebabkan gangguan kesehatan seperti berbagai bentuk limbah (cair, padat dan gas),
terhindar dari binatang-binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia berbahaya,
polusi suara berlebihan serta hal-hal lain.
Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah
perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan
memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Menurut
World Health Organisation (WHO) tentang pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “Those
aspects of human health and disease that are determined by factors in the
environment. It also refers to the theory and practice of assessing and
controlling factors in the environment that can potentially affect health,”
atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.” Menurut HAKLI
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) definisi kesehatan lingkungan
yaitu “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
Ilmu yang berkaitan dengan lingkungan
yaitu kesehatan lingkungan. Dalam kesehatan lingkungan dipelajari upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan
faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Sutomo, 1991).
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan,
keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya
perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih,
aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran
dan kecelakaan sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Soenhadji, 1994).
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,
menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang beresiko terhadap
kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi rekayasa
lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat
kesehatan manusia secara optimal (Cahyono, 2000).
2.2 Syarat-syarat Lingkungan
yang Sehat
Syarat-syarat lingkungan sehat antara lain
sebagai berikut:
- Udara bersih, tidak berbau, segar,
dan terasa sejuk.
- Ada tempat sampah dan keadaannya
bersih. Dengan adanya tempat sampah, sampah jadi tidak berserakan sehingga
tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor-faktor/unsur, berikut:
a.
Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi
sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tingkat sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi.
b.
Penyimpanan sampah.
c.
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d.
Pengangkutan.
e.
Pembuangan.
Dengan mengetahui unsur-unsur
pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing
unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
Selain
terkait dengan pembuangan sampah, hal yang perlu diperhatikan juga dalam
mengelola kotoran/tinja. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban
dengan syarat sebagai berikut:
a.
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b.
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur.
c.
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
d.
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
e.
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f.
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
g.
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal.
- Terdapat saluran air yang bersih dan
lancar. Air dalam saluran air akan mengalir dengan lancar. Hal ini karena
tidak tersumbat oleh sampah.
Tersedianya air bersih yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
Syarat-syarat kualitas air bersih di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
2.
Syarat Kimia: Kadar Besi: maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l).
3.
Syarat Mikrobiologis: Koliform tinja/total koliform (maks 0
per 100 ml air).
4.
Terdapat berbagai
tumbuhan hijau yang terpelihara dan tertata rapi. Dengan adanya tumbuhan, udara
akan menjadi lebih bersih. Selain itu, keadaan lingkungan rumah akan terlihat
lebih indah.
5.
Pemukiman/tempat tinggal yang sehat.
Secara umum
rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu: pencahayaan, ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b.
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu: privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
c.
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup
sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
- Terhindar dari kontak serangga dan
binatang pengganggu.
Serangga
sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit
penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya: pinjal tikus untuk
penyakit pes/sampar, nyamuk Anopheles sp untuk penyakit malaria, nyamuk Aedes
sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), nyamuk Culex sp untuk penyakit Kaki
Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut di antaranya
dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), kelambu yang dicelupkan
dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, gerakan 3 M
(menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit
DBD, penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk
mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang
pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.
2.3 Dampak yang Ditimbulkan Sampah
Sampah-sampah yang berserakan, terutama ditumpukan sampah
yang berlebihan dapat mengundang serangga, pertumbuhan organisme-organisme yang
membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Sehingga dampak negatif yang
ditimbulkan cukup banyak. Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, antara lain:
- Diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena
virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
mencemari air tanah yang biasa di minum masyarakat. Penyakit DBD (Demam
Berdarah) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah dengan pengelolaan
sampahnya yang tidak memadai.
- Selama ini ada anggapan bahwa sampah menimbulkan
pemanasan global. Berdasarkan penelitian anggapan tersebut tidak
100% benar. Sampah yang dibuang begitu saja berkontribusi dalam mempercepat
pemanasan global, karena sampah dapat menghasilkan gas metan (CH4) yang
dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan
merusak hingga 20-30 kali lebih besar dari karbondioksida (CO2). Gas metan
berada di atmosfer selama sekitar 7-10 tahundan dapat meningkatkan suhu
sekitar 1,30C per tahun.
- Sampah dapat menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang
sembarangan, salah satunya yang dibuang kesungai atau aliran air lainnya.
Lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat aliran air, sehingga air tidak
dapat mengalir dengan lancar dan akan meluap menyebabkan banjir.
- Selain pernyataan diatas, sampah juga dapat merusak
pemandangan.
2.4 Pengolahan Sampah
Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau didaur ulang
dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia.
Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali
antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan
unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu:
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap
pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami proses-proses tertentu, baik
secara fisik, kimiawi, maupun biologis.
Ada dua proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan
secara terbuka) dan sanitary landfill(pembuangan secara sehat).
Pada proses open dumping, sampah ditimbun secara bergantian dengan
tanah sebagai lapisan penutupnya.
Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat
di daur ulang secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya
ke sistem pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur
dapat merusak dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa
dimanfaatkan dari sampah-sampah tersebut.
Berikut
ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan dalam pengolahan sampah.
Prinsip ini sering dikenal dengan 4R, yaitu:
- Reduse (mengurangi),
sebisa mungkin kita meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan barang atau material, semakin banyak sampah
yang kita hasilkan
- Reuse (menggunakan
kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang masih bisa dipakai
kembali. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum barang
menjadi sampah.
- Recycle (mendaur
ulang), sebisa mungkin, barang-barang yang tidak berguna di daur ulang kembali.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri
informal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
- Replace (mengganti),
teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama dan hanya barang-barang
yang lebih ramah lingkungan.
Dalam mengelola usaha daur ulang,
kita bisa hanya melakukan satu dari kegiatan-kegiatan berikut ini: pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuangan produk/material bekas
pakai, atau jika usaha daur ulang berkembang dengan pesat, kita bisa melakukan
semua kegiatan tersebut secara bersamaan.
2.5 Cara Memelihara
Lingkungan agar Tetap Sehat
- Memberikan kesadaran tentang
arti penting lingkungan yang bersih kepada masyarakat, terutama pada
anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia dini. Membiasakan
hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil yang luar
biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja
berkaitan dengan kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan.
Anak-anak tidak perlu diperintah ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga
kebersihan diri dan lingkungannya. Mereka diberi contoh dan pemahaman akan
pentingnya kebersihan, maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan
maksimal dan sebaik mungkin dalam kehidupannya. Mereka akan terus
mengingat dengan baik hal positif yang sering dilakukannya dengan
kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun was-was jika belum
berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan terus belajar dan
berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman
dengan benar.
2.
Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik
dan non organik. Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi
timbunan sampah. Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk
merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang
begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya
menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang
paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk dalam pembuangan mulai
dari tahap di rumah tangga sampai di tempat pembuangan akhir. Atau juga
bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah agar masih dapat untuk digunakan
kembali.
3.
Buatlah jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan
lingkungan secara terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri
disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di
tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan
hidup bersih serta sehat. Kita tak akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari
lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk
melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai
sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali
namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin.
4.
Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non
organik menjadi sebuah benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan
uang. Hal ini dapat diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik
cetak maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif
untuk mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat
mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang
terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa
memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.
5.
Membudayakan hidup bersih dan sehat seperti membiasakan
untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat bermanfaat jika
diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola perilaku
yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah
sampah adalah masalah yang klasik. Namun dapat dipecahkan dengan banyak hal
yang sederhana. Dengan membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang
benar adalah hal awal untuk menanggulangi masalah sampah ini.
ltulah
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan sekitar kita
tetap sehat. Dengan lingkungan yang bersih maka akan banyak manfaat yang akan
dirasakan oleh hidup kita.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Derajat kesehatan seseorang atau dalam
sekelompok orang dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
perilaku/kebiasaan masyarakat, pelayanan kesehatan, keturunan dan lingkungan.
Di antara beberapa faktor tersebut, lingkungan adalah faktor yang paling
membawa pengaruh besar terhadap status kesehatan seseorang atau sekelompok
orang tersebut. Oleh karena itu setiap orang harus memperhatikan lingkungan di
sekitarnya, apakah lingkungannya bersih, terhindar dari sampah, dan dapat
mendukung untuk hidup sehat atau sebaliknya. Dengan menerapkan kebiasaan
berperilaku hidup bersih dan sehat, seseorang dapat meminimalisir terserang
oleh penyakit. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif memelihara
lingkungan juga dapat membangun suatu masyarakat yang memiliki kesadaran akan
perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga terciptanya suatu lingkungan yang
seimbang dan harmonis antara manusia dengan lingkungan dan organisme yang ada
di dalamnya.
3.2
Saran
Untuk menanamkan kebiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat pada seseorang atau sekelompok orang memang tidak mudah. Namun
bagaimana pun caranya pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam
menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman agar membawa pengaruh
positif terhadap manusia dan organisme yang hidup di dalamnya. Pemerintah
hendaknya peka dan gencar terhadap segala isu kesehatan yang melanda. Apalagi
masyarakat yang memegang peranan penting dalam menjaga dan memelihara
lingkungan di sekitarnya. Masyarakat harus merubah kebiasaan-kebiasaan buruk
seperti membuang sampah sembarangan, buang hajat di sungai, bahkan merusak
lingkungan sekitar. Masyarakat hendaknya sadar bahwa lingkungan adalah faktor
yang dapat memengaruhi segala aktivitas manusia seperti makan, bekerja bahkan
ketika istirahat. Dengan membiasakan perilaku menjaga kebersihan, memilah
sampah atau membuat sesuatu dari limbah yang ada, dan tidak merusak lingkungan
maka masyarakat sedang menanam kebaikan yang dapat memunculkan timbal balik
positif kepada manusia. Karena manusia sendiri yang dapat mengambil manfaatnya
bila lingkungan di sekitarnya dipelihara dengan baik oleh manusia.
Daftar Pustaka
Anonim.2015.Kesehatan
Lingkungan. http://www.materikesehatan.com/2015/04/contoh-makalah-kesehatan-lingkungan.html,
diakses tanggal 21 Desember 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.2015.Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Bersih.
http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/menciptakan-lingkungan-yang-sehat-dan-bersih/,
diakses tanggal 22 Desember 2015.
Hapsari, Dwi.,Puti Sari, dan Julianty Pradono.2009.Pengaruh Lingkungan Sehat dan Perilaku Hidup Sehat terhadap Status Kesehatan.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/2192/1090,
diakses tanggal 22 Desember 2015.
Kompas.2015.Sampah
dan Dampaknya pada Kehidupan Kita.http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/sampah-dan-dampaknyapada-kehidupan-kita_5518255b813311a4689de839,
diakses tanggal 10 Januari 2016.
Senja, Astri Mei.2014.Pengaruh Lingkungan Sehat terhadap Status Kesehatan.https://www.academia.edu/8496493/PENGARUH_LINGKUNGAN_SEHAT_TERHADAP_STATUS_KESEHATAN,
diakses tanggal 21 Desember 2015.
Tulisan tentang kesehatan lingkungan yang sangat bermanfaat. Apalagi kesehatan lingkungan menurut HL. Blum menempati posisi pertama mempengaruhi terjadinya penyakit setelah perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik.
BalasHapusSalam kesmas. Dari Saya : Amrin Madolan
Mitra Kesehatan Masyarakat