TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH SOSIOLOGI
KESEHATAN
MAKNA BUDAYA MENGONSUMSI MENDOAN DI
MASYARAKAT BANYUMAS DAN SEKITARNYA
Disusun oleh:
SASMITA DWI
RAMADHANI
I1A015055
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Mendoan Menciptakan Budaya di
Banyumas..................................... 3
2.2 Hubungan Budaya dengan Status
Gizi Masyarakat di Banyumas...... 4
2.3 Pengaruh Budaya Berdampak
Buruk bagi Kesehatan Masyarakat..... 5
2.4 Pengaruh Budaya terhadap Pola
Pikir Masyarakat di Banyumas........ 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 8
3.2 Saran..................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya terbentang dari Sabang sampai
Merauke dengan latar belakang dari etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini telah memberikan suatu formulasi
struktur sosial masyarakat yang turut memenuhi menu makanan maupun pola
makanan. Banyak sekali penemuan para ahli sosiologi dan ahli gizi menyatakan
bahwa faktor budaya sangat berperan terhadap proses terjadinya kebiasaan makan
dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak jarang menimbulkan berbagai
masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak diperhatikan baik oleh kita yang
mengonsumsinya. Kecenderungan ini muncul dari suatu budaya terhadap makanan
sangat bergantung pada potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan.
Hampir
setiap daerah di Indonesia mempunyai makanan yang menjadi ciri khas daerah
tersebut. Seperti halnya di Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya terkenal salah
satu makanannya yaitu “Mendoan”. Tentunya makanan ini telah memengaruhi budaya
dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya. Bahkan
makanan ini dapat mengukir pola pikir masyarakat Banyumas tentang
kepercayaannya terhadap suatu pamali. Begitu melekatnya budaya yang berkaitan
dengan makna makanan terhadap suatu budaya di Banyumas ini masih dapat kita
temui hingga sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Mendoan dapat menciptakan
suatu budaya di masyarakat Banyumas?
2.
Bagaimana hubungan budaya dengan status
gizi masyarakat di Banyumas?
3.
Apakah pengaruh budaya terhadap gizi berdampak buruk bagi kesehatan
masyarakat?
4.
Bagaimana pengaruh budaya terhadap pola
pikir masyarakat di Banyumas?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata
kuliah Sosiologi Kesehatan dengan pengampu Dra. Sotyania Wardhianna, M.Kes.
Agar
pembaca mengetahui informasi tentang bagaimana
Mendoan dapat menciptakan suatu budaya, hubungan budaya dengan
status gizi masyarakat, pengaruh budaya terhadap gizi berdampak buruk bagi
kesehatan, dan pola pikir masyarakat di Banyumas dan sekitarnya.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan informasi bagi
pembaca tentang hubungannya salah satu
makanan asli Banyumas yang terkenal yaitu Mendoan dengan budaya di Banyumas dan
sekitarnya. Dan hendaknya kita dapat menyikapi bagaimana budaya tersebut
memengaruhi derajat kesehatan masyarakat di Banyumas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mendoan Menciptakan Budaya di
Banyumas
Kebudayaan
jika dimaknai secara bebas adalah hasil cipta manusia, dilandasi dari
kebiasaan, kepedulian yang dibangun dengan sentuhan karya seni, bertujuan
menunjukan eksistensi sebuah komunitas masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan ini
berlangsung sejak lama dan diteruskan dari generasi ke generasi hingga sekarang
ini. Ketika budaya tumbuh pada sebuah komunitas masyarakat, maka masing-masing
anggota masyarakat wajib memelihara budaya tersebut agar identitasnya tidak
luntur.
Budaya
memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan. Kebiasaan
makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan
(Khumaidi, 1989). Kebiasaan makan individu atau kelompok individu adalah
memilih pangan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, sosial dan budaya (Suhardjo, 1989). Tiga faktor terpenting yang
mempengaruhi kebiasaan makan adalah ketersediaan pangan, pola sosial budaya dan
faktor-faktor pribadi (Harper et al., 1986). Hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
kebiasaan makan adalah konsumsi pangan (kuantitas dan kualitas), kesukaan terhadap
makanan tertentu, kepercayaan, pantangan, atau sikap terhadap makanan tertentu (Wahyuni,
1988).
Dalam
hal ini Mendoan telah mencirikan suatu budaya kelompok masyarakat di Banyumas
dan sekitarnya. Masyarakat di Banyumas ini menganggap Mendoan menjadi makanan
yang mengungkapkan ikatan sosial dan kekeluargaan. Rasanya
belum mengunjungi Banyumas bila belum mencoba Mendoan. Ya, bagi kalian yang suka dengan olahan makanan berbahan tempe perlu
mencoba Mendoan asal Banyumas ini.
Kata Mendoan berasal dari bahasa Banyumasan, mendo yang berarti setengah matang atau
lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat
sehingga masakan tidak matang benar. Bahan makanan yang paling sering dibuat Mendoan
adalah tempe dan tahu. Mendoan sangat
cocok dikonsumsi untuk sarapan karena mudah pembuatannya, apalagi untuk teman
minum teh saat musim hujan. Ketika menjamu tamu biasanya juga disuguhkan Mendoan
dengan beberapa buah cabai rawit. Karena telah menjadi sebuah budaya, sampai
saat ini masih sangat mudah dijumpai tuan rumah yang menjamu tamunya dengan
suguhan Mendoan. Hal itu menunjukkan bahwa Mendoan yang biasanya disajikan
hangat membawa arti si tuan rumah menyambut tamunya dengan hangat dan terbuka.
2.2 Hubungan Budaya dengan Status Gizi
Masyarakat di Banyumas
Zat
gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.
Status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi pada Mendoan:
Nama Bahan Makanan: Mendoan
Nama Lain/Alternatif: -
Banyaknya Mendoan yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Mendoan yang dapat dikonsumsi (Bdd/Food Edible) = 100
%
Jumlah Kandungan Gizi yang terdapat dalam Mendoan:
Energi = 92 kkal
Protein = 4,89 gr
Lemak = 1,04 gr
Karbohidrat = 16,19 gr
Kalsium = 26 mg
Fosfor = 47 mg
Zat Besi = 2,01 mg
Vitamin A = 9 IU
Vitamin B1 = 0,05 mg
Vitamin C = 0 mg
Khasiat/Manfaat Mendoan: - (Belum tersedia khasiat/manfaat Mendoan)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : M
Sumber Informasi Gizi: Berbagai publikasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
“Tempe kan murah, tapi kandungan proteinnya
itu setara dengan daging. Tempe 18-20 persen, di daging juga 18 persen,
kelebihannya ini murah, kalau daging per kilonya mahal dan tinggi kolesterol.
Kalau tempe fitosterol, di mana fitosterol itu bagus untuk tubuh kita,” kata
Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P, M.si, dari laboratorium Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Dengan berbagai
manfaat positifnya, tidak ada alasan untuk tidak menyukasi tempe. “Dan sejak
hari ini, saya adalah orang Indonesia yang sangat bangga jika disebut bermental
tempe,” kata Belda.
Telah teruji bahwa Mendoan memiliki karbohidrat dan protein
yang cukup untuk dikonsumsi. Karbohidrat diubah menjadi energi yang digunakan
untuk aktivitas manusia sehari-hari. Protein yang terdapat dalam tempe Mendoan
sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme pada tubuh manusia. Sehingga
adanya budaya mengonsumsi Mendoan dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat dan
protein di dalam tubuh.
2.3 Pengaruh Budaya
Berdampak Buruk bagi Kesehatan Masyarakat
Namun
di samping itu Mendoan memiliki efek buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam
frekuensi tinggi dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini dipengaruhi
oleh kadar kolesterol yang sangat tinggi. Apalagi bila Mendoan digoreng
dalam minyak goreng yang telah dipakai berulang-ulang. Kolesterol pada minyak
goreng bekas menjadi lebih tinggi sebagai akibat dari pengendapan yang terjadi
pada minyak goreng. Minyak goreng yang sudah dipakai berulang-ulang akan
membentuk lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol. Efek buruk yang
timbul bagi kesehatan antara lain:
-
Memicu penyakit jantung. Serangan
jantung dan penyakit jantung terjadi sebagai akibat dari tingkat kolesterol
tinggi yang terdapat pada tubuh jika mengkonsumsi gorengan berlebihan secara
terus-menerus.
-
Memicu penyakit tekanan darah
tinggi. Sama seperti penyakit jantung, darah tinggi juga disebabkan oleh
kadar kolesterol yang sangat tinggi.
-
Gatal-gatal pada tenggorokan. Gatal-gatal
pada tenggorokan ini disebabkan oleh senyawa akreolin yang terbentuk oleh
pengendapan minyak goreng tersebut.
-
Batuk-batuk. Minyak yang kotor dapat
menyebabkan infeksi pada saluran tengorokan hingga menyebabkan batuk kronis.
-
Kanker merupakan efek terparah yang timbul
bila mengonsumsi gorengan yang minyaknya jarang atau hampir tidak pernah
diganti secara berlebihan. Resiko terkena kanker akan meningkat dibandingkan
yang tidak mengkonsumsi gorengan.
-
Diabetes. Salah satu penyebab diabetes
adalah minyak goreng yang digunakan berkali kali karena mengandung kolesterol
yang semakin tinggi.
2.4 Pengaruh Budaya terhadap Pola Pikir
Masyarakat di Banyumas
Kita sering mendengar ungkapan “bangsa Indonesia bermental
tempe”. Kalimat ini berkonotasi negatif, yang artinya sebagai bangsa yang lemah
dan mudah menyerah. Padahal semestinya, kita berbangga jika disebut bermental
tempe. Karena tempe mengandung banyak protein nabati yang tinggi. Tempe merupakan
protein yang mudah dicerna tubuh (Oetoro, 2011). Tempe juga berpotensi untuk
digunakan melawan radikal bebas untuk menghambat proses pencernaan dan mencegah
berbagai penyakit, menurunkan kolesterol hingga mengatasi hipertensi (Astawan,
2011).
Saya masih teringat betul saat saya masih
duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Ketika itu saya sedang menikmati
Mendoan dengan ketupat di warung jajan di depan sekolah. Lalu Bu Siti salah
seorang guru saya menghampiri saya dan berkata “Jangan banyak-banyak makan Mendoan
nak, nanti otak kamu mendo”. Lalu
tidak lama ini ketika saya ingin membeli Mendoan di sekitar rumah nenek saya,
saya bertemu seorang nenek yang sedang menasehati cucunya agar tidak memakan Mendoan
terlalu banyak. Lagi-lagi saya mendengar, “Kalau makan Mendoan banyak bisa
membuat otak kita mendo”. Mendo dalam bahasa Banyumasan berarti
setengah matang atau lembek. Di masyarakat Banyumas daan sekitarnya masih
mempercayai pamali tentang memakan Mendoan yang dapat membuat otak menjadi
“mendo”. Otak mendo tersebut
diartikan otak yang berpikirnya tidak matang atau lambat berpikir seperti
halnya perumpamaan Mendoan yang digoreng setengah matang. Budaya tersebut telah
turun temurun dipercayai dari generasi ke generasi. Pamali tersebut telah
mengukir pada pola pikir masyarakat Banyumas dan sekitarnya tanpa tahu apa
landasan dari pernyataannya itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah makanan dapat membawa pengaruh besar terhadap
masyarakatnya. Seperti yang ada di Banyumas dan sekitarnya, mendoan telah
membawa pengaruh masyarakat di Banyumas dalam bidang sosial, budaya, derajat
kesehatan, pola pikir bahkan menjadi kebiasaan yang telah lama terbentuk.
Sebagai calon Sarjana Kesehatan Masyarakat hendaknya peka terhadap isu-isu
kesehatan yang ada di sekitarnya. Dengan memberikan pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena
mendoan telah menjadi makanan khas, kita tidak bisa semata-mata menilai mendoan
adalah makanan yang tidak sehat. Apabila cara pembuatan mendoan dilakukan
dengan benar maka dapat mengurangi pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh.
Masyarakat hendaknya menjaga kesehatannya dengan tidak membeli mendoan/gorengan
di sembarang tempat yang tidak higienis seperti di tepi jalan, apalagi bila
pembungkusnya memakai kresek yang hitam tentu sangat berbahaya bagi kesehatan
konsumen. Lalu kebiasaan memakan mendoan hendaknya dikurangi, karena minyak
yang terkandung di dalamnya cukup tinggi. Apalagi minyak goreng yang digunakan
telah dipakai berulang-ulang dapat membentuk lemak trans yang sangat berbahaya
bagi kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gatal-gatal
pada tenggorokan, hipertensi, penyakit jantung bahkan kanker.
3.2 Saran
Masyarakat hendaknya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan
dengan memperhatikan kebersihan dan cara mengolahnya agar tidak membawa dampak
buruk bagi kesehatannya.
Daftar Pustaka
Center of Reliable Health
Information.2015.25 Bahaya Mengonsumsi
Gorengan bagi Kesehatan.http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/25-bahaya-mengkonsumsi-gorengan-bagi-kesehatan,
diakses tanggal 2 Januari 2016.
Erina.2015.Hubungan Budaya dan Gizi.https://www.academia.edu/9446924/HUBUNGAN_BUDAYA_DAN_GIZI,
diakses tanggal 20 Desember 2015.
Kaskus.2014.Mendoan, Serba-serbi dan Kandungan Gizi.http://www.kaskus.co.id/thread/54f1c17e12e257ab188b4572/Mendoan-serba-serbi-dan-kandungan-gizi/,
diakses tanggal 19 Desember 2015.
Kompas.2014.Bangga Disebut Mental Tempe, Datanglah ke
Banyumas.http://travel.kompas.com/read/2014/11/12/103100327/Bangga.Disebut.Mental.Tempe.Datanglah.ke.Banyumas,
diakses tanggal 25 Desember 2015.
Wikipedia Ensiklopedia
Bebas.Mendoan.https://id.wikipedia.org/wiki/Mendoan,
diakses tanggal 19 Desember 2015.