PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK SETELAH SENSUS

TUGAS TERSRUKTUR MATA KULIAH ILMU KEPENDUDUKAN
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK SETELAH SENSUS










Disusun oleh :
Rakmaning Tiyas                  I1A015053
Sasmita Dwi Ramadhani      I1A015055
Nurma Kurniawati               I1A015057
Nayla Billa Salsabila             I1A015058
Riyan Istiqomah                    I1A015059

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016


A.    Proyeksi Penduduk Pasca Sensus
Salah satu sumber data kependudukan yang dianggap paling lengkap dan akurat adalah sensus. Akan tetapi sensus dilakukan setiap 5 tahun sekali bahkan pada umumnya di negara sedang berkembang dilakukan 10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan data secara mendesak untuk suatau keperluan tertentu.
Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diperlukan data-data kependudukan tidak hanya besar/jumlahnya saja tetapi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik sosial ekonomi baik pada saat sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Untuk tujuan tersebut diperlukan teknik estimasi ataupun proyeksi jumlah penduduk dimasa mendatang beserta struktur umurnya.
Proyeksi Penduduk sangat penting dilakukan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang. Pada umumnya proyeksi penduduk diperlukan untuk tahapan perencanaan jangka panjang suatu wilayah (kelurahan, kecamatan, propinsi, bahkan negara). Proyeksi Penduduk juga digunakan untuk memperediksi kebutuhan di masa mendatang, untuk perencanaan penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja
Proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan:
1.      Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur.
2.      Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3.      Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilleddan pengalaman dari tenaga kerja.
4.      Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
5.      Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa dimasa mendatang

B.     Postecensal Estimated adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census. Prinsipnya juga sama, yaitu pertambahan penduduk adalah linear.
Rumus:
Pm       = Po –  (Pn-Po)
Pm       = Pn + 
Dimana:
Po        = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn        = jumlah penduduk pada tahun n
Pm       = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m         = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n          = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

C.    Metode Proyeksi
Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang antara lain:
1.      Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu:
• Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu:
a.      Arithmathic Rate of Growth: Pn= P0(1+rn)
b.      Geometric Rate of GrowthPn=P(1+r)n.
• Eksponential Rate of Growth: Pn= P0 ern
Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
P: jumlah penduduk pada tahun ke-n
: tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n.
: banyak perubahan tahun.
2.      Metode Komponen
Metode ini sering digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk. Metode ini melakukan tiap komponen penduduk secara terpisah dan untuk mendapat proyeksi jumlah penduduk total, hasil proyeksi tiap komponen digabungkan. Metode ini membutuhkan data-data sebagai berikut:
Ø  Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan perapihan (smoothing).
Ø  Pola mortalitas menurut umur.
Ø  Pola fertilitas menurut umur.
Ø  Rasio jenis kelamin saat lahir.
Ø  Proporsi migrasi menurut umur.

D.    Tahap- tahap Proyeksi
1.      Evaluasi Data
·         Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur mengelompok pada angka yang berakhiran “0” dan “5”.
·          Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki lebih tinggi pada usia muda sehingga banyak terlewat cacah.

2.      Perapihan Umur
·         Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak terjawab) ke masing-masing kelompok umur.
·         Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus:
·          Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable population karena dianggap pengaruhnya tidak besar (mendekati “0”)
·          Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun dan 5-9 tahun dengan menggunakan survival ratio.

E.      Analisis Proyeksi Pasca Sensus Penduduk

Pn = P0 + Cn  sehingga C = Pn – P0/n

C = 237.641.326 – 206.264.595/10 = 3137673,1

Jumlah 3.137.673,1 merupakan pertambahan penduduk untuk satu tahun. Jika diasumsikan jumlah penduduk Indonesia akan meningkat dengan jumlah yang sama disetiap tahun. Jadi perkiraan jumlah penduduk di tahun 2020 sebanyak ± 3.137.6731. Perkiraan jumlah penduduk tersebut harus diimbangi dengan rencana peningkatan serta penambahan di segala sektor kehidupan. Seperti kesehatan, pangan, pendidikan, tenaga kerja, dan produksi barang dan jasa.

            Misalnya dibidang kesehatan, pemerintah harus meningkatkan kualitas pelayanan serta melakukan penambahan fasilitas kesehatan. Karena dengan bertambahnya jumlah penduduk akan sebanding dengan masalah kesehatan yang juga meningkat. Banyak ditemukan kasus-kasus di pelayanan lembaga kesehatan. Di beberapa Rumah Sakit ditemukan pasien-pasien yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan layak. Pasien tersebut ditempatkan diruangan inap sebagaimana mestinya, namun mereka ditempatkan di lorong-lorong rumah sakit. Alasannya adalah ketidaktersediaannya fasilitas. Hal ini menjadi indikasi bahwa lembaga  kesehatan belum mampu menyesuaikan ketersediaan fasilitas dengan banyaknya kasus kesehatan yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan data proyeksi penduduk.

0 komentar: